Perilaku Peran Sakit

PERILAKU PERAN SAKIT



sumber
Pada prinsipnya perilaku peran sakit adalah suatu tindakan atau upaya-upaya yang dilakukan penderita (orang sakit) untuk memperoleh pengobatan sampai dengan kesembuhan. Menurut Kasl dan Cobb dalam Niven ( 2002), mengemukakan perilaku peran sakit (sick role behavior) adalah aktivitas untuk mendapatkan kesejahteraan oleh individu yang sakit,sedangkan menurut Becker (1979) dalam Kholid (2014), Perilaku peran sakit merupakan salah satu klasifikasi perilaku kesehatan yang mana orang sakit (pasien) mempunyai peran, mencakup hak-hak orang sakit (right) dan kewajiban sebagai orang sakit (obligation) serta hak dan kewajiban ini harus diketahui oleh orang sakit sendiri maupun oranglain (terutama keluarganya). Sedangkan menurut Muzaham (1998) dalam Syafar (2011), perilaku peran sakit (sick role behavior) yaitu merupakan perilaku yang berhubungan dengan penderita berobat sesuai dengan aturan yang sesuai dengan penyakit yang dideritanya. Pada beberapa daerah dipercaya ada perilaku peran sakit saat ini sudah semakin populer dan menarik banyak peminat. Salah satu pengobatan yang sampai saat ini masih banyak digunakan adalah pengobatan masuk angin dengan cara kerokan. Pengobatan masuk angin dengan cara kerokan telah dikenal oleh masyarakat luas sejak Indonesia belum merdeka. Hingga saat ini,pengobatan dengan cara kerokan masih terus dilestarikan sebagai bagian dari budaya. Teknik pengobatan kerokan memang bukan hanya ada di Indonesia karena itu pada beberapa Negara lain, khususnya di beberapa Negara di Asia Tenggara, banyak mempercayai khasiat dari kerokan. Di Vietnam pengobatan ini disebut Cao Gio, di Kamboja di sebut Goh Kyol (Rubbing the wind). Kyol sendiri diartikan sebagai wind illness atau masuk angina. Di Cina disebut Gua Sha, Gua berarti menggosok (Scraping) sedangkan Sha berarti racun. Penelitian yang dilakukan oleh Xu et al. (2012) menunjukkan hasil bahwa teknik pengobatan kerokan mampu meningkatkan sirkulasi peredaran darah metobolisme energi. Kerokan bukan istilah asing bagi orang Indonesia, karena menurut kamus besar Bahasa Indonesia, kerokan adalah hal atau perbuatan mengerok (menggaruk – garuk bagian tubuh, punggung, leher) orang yang masuk angina dengan uang logam agar cepat sembuh. Kerokan sendiri disebut sebagai pengobatan yang murah dan mudah tetapi memiliki efek penyembuhan yang cukup cepat dibandingkan dengan pengobatan modern. Bagi orang Jawa khususnya, teknik pengobatan alternative melalui kerokan dianggap lebih praktis, murah, rasional, efektif dan sudah terbukti. Penelitian yang dilakukan oleh Tamtomo (2008) dengan melakukan biopsy pada kulit yang telah dilakukan tekhnik pengobatan kerokan untuk membuktikan bahwa tidak ada kerusakan kulit yang terjadi dan hanya terjadi reaksi inflamasi. Penelitian tersebut dilatarbelakangi oleh adanya kekhawatiran para tenaga medis di Barat yang menganggap kerokan sebagai tindakan kekerasan pada anak imigran di Amerika. Beberapa penelitian menunjukkan manfaat medis kerokan terhadap tubuh khususnya dalam mengatasi keluhan myalgia. Penelitian yang dilakukan Hood (2005) dengan menggunakan metode penelitian randomized pre – and post – test control group design mendapatkan hasil signifikan berupa peningkatan mediator kimia tubuh yang dapat mengurangi keluhan myalgia.

Artikel Lainnya: